Rasulullah menerapkan sistem Pasar yang berdasarkan Kitabullah yaitu sistem bagi hasil yang sangat adil, sehingga tidak memberatkan dan mencekik para pedagang yang masih merintis.
Berdasarkan banyak riwayat kitab tentang Sirah Nabawiyah, dikisahkan bahwa Nabi Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah memberikan 4.000 uqiyah emas (1 uqiyah setara dengan kurang lebih 31 gram) untuk memenuhi kebutuhan logistik selama perang Tabuk.
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam tidak pernah berpikir panjang dan ragu-ragu dalam berinfaq dan bersedekah, apalagi berwakaf.
Begitupun saat perang Badar yang jumlahnya mencapai 100 orang, beliau Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam memberikan santunan 4.000 dinar kepada masing-masing pasukan atau veteran. Rasulullah juga menyumbangkan 4.000 dinar, 4.000 ekor kuda, dan 4.000 unta untuk para pejuang.
Tidak hanya itu, beliau Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam juga pernah bersedekah dengan membeli semua hasil panen penduduk Madinah, baik berupa kurma, gandum, beras, dan sebagainya dan dibagikan ke seluruh penduduk Madinah terutama yang faqir miskin secara gratis dan cuma-cuma. Semua penduduk yang tadinya kafir sontak gembira dan masuk Islam secara berbondong bondong.
Rasulullah sangat perduli pada rakyat, bahkan beliau suka melunasi hutang para sahabatnya yang miskin, dan tidak sanggup membayarnya.
Rasulullah membeli tanah luas, dan mendirikan Rumah Sakit (Hospital) dan memberikan pelayanan gratis kepada semua penduduk, baik yang sudah masuk Islam maupun belum masuk Islam secara gratis. Dan semua itu dibiayai dari harta Rasulullah.
