Bertaruh Nyawa demi Sembako, Perjuangan Ibu di Tapanuli Tengah Jalan Kaki 9 Jam Tembus Sisa Banjir

Photo Author
- Minggu, 21 Desember 2025 | 20:28 WIB
Tangkapan layar seorang warga Tapanuli Tengah yang harus berjalan sembilan jam untuk mendapat bantuan pascabanjir. (TikTok/Apa Aja)
Tangkapan layar seorang warga Tapanuli Tengah yang harus berjalan sembilan jam untuk mendapat bantuan pascabanjir. (TikTok/Apa Aja)

LANGITVIRAL.COM-Di balik hamparan kerusakan akibat banjir yang menerjang wilayah Sumatera, terselip kisah perjuangan luar biasa dari seorang ibu di Tapanuli Tengah.

Demi menyambung hidup keluarga, ia rela menempuh perjalanan yang menguras fisik dan mental, berjalan kaki selama sembilan jam menembus medan pascabencana yang sulit.

Kisah heroik sekaligus memilukan ini terekam dalam sebuah video amatir yang diunggah oleh akun TikTok @apa aja pada Sabtu, 20 Desember 2025.

Dalam video tersebut, tampak wanita itu sedang memanggul beban bantuan logistik di pundaknya sambil terus melangkah menyusuri jalanan.

Baca Juga: Fenomena Unik di Balik Banjir Aceh Tamiang: Warga Temukan Genangan Air Diduga Bercampur Solar

Akses jalan yang mungkin terputus atau sulit dilalui kendaraan memaksa warga harus mengandalkan kekuatan kaki.

Dengan napas yang terdengar terengah namun tetap berusaha tegar, wanita ini merekam perjalanan pulangnya menuju rumah.

"Terima kasih buat sembakonya," ucap wanita tersebut dengan nada syukur.

Ia menceritakan betapa jauhnya jarak yang harus ditempuh demi membawa pulang bantuan tersebut ke tempat asalnya.

Baca Juga: Danantara Indonesia dan BP BUMN Lakukan Operasi Kemanusiaan Terpadu, Siapkan Relawan hingga Huntara Pascabencana

Bagi masyarakat kota, sembilan jam mungkin adalah waktu perjalanan antarprovinsi, namun baginya, itu adalah durasi yang harus ia lalui demi mendapatkan sekantong sembako.

"Ini kami sudah perjalanan pulang, semoga tidak hujan ya," lanjutnya.

Meski letih tampak jelas di wajahnya, wanita ini terus menyemangati dirinya sendiri dan orang lain yang mungkin berada dalam kondisi serupa.

Baginya, satu-satunya modal yang tersisa saat ini adalah tenaga dan doa agar bisa sampai di tujuan dengan selamat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alisya Novira

Tags

Rekomendasi

Terkini

X