Kilas Balik Perjuangan Bambang Bayu Suseno: Melawan Anomali di Pilkada Muaro Jambi 2024

Photo Author
- Kamis, 27 Februari 2025 | 16:34 WIB
Presiden RI Prabowo Subianto menyalami Bupati Muaro Jambi Bambang Bayu Suseno. (istimewa)
Presiden RI Prabowo Subianto menyalami Bupati Muaro Jambi Bambang Bayu Suseno. (istimewa)

Pada dasarnya, dukungan partai sendiri terlebih PAN, akan jadi perhitungan politik di atas kertas untuk mengukur seberapa besar potensi menang seorang calon.

Dengan tidak direkomendasikannya BBS oleh PAN, publik akan menilai bahwa secara hitung-hitungan di internal partai, Masnah Busro sebagai petahana 01 di Muaro Jambi lebih potensial untuk kembali melanjutkan kepemimpinan.

 Baca Juga: Persiapan Pelantikan, Gubernur Jambi Terpilih Al Haris Lakukan Cek Kesehatan

Selain tidak direkomendasikan partai sendiri, BBS juga harus menghadapi koalisi gemuk dari calon petahana tersebut. Terhitung, ada tiga partai besar yang jadi penyokong Masnah dalam pertarungan, di antaranya PAN, Gerindra, dan Golkar.

Ketiga dukungan dari partai tersebut membuat Masnah jadi calon yang paling kuat di atas kertas, dengan mengantongi 14 kursi DPRD Muaro Jambi dan 36 persen suara sah Pemilu Legislatif.

Sementara BBS, hanya disokong oleh 23 persen suara sah Pemilu Legislatif dan 9 kursi DPRD.

Hal anomali kedua yang dihadapi BBS adalah persoalan ego kedaerahan. Isu mengenai ini mencuat cukup kencang selama periode tahapan Pilkada.

Baca Juga: Nikmati Serunya Internetan dengan Paket Super Hemat dari Telkomsel

BBS yang notabene tidak berdarah asli lokal membuat sebagian orang berpendapat ia akan sulit untuk mengalahkan calon lain yang sudah jelas asli putra daerah.

Pun juga dalam catatan sejarah berdirinya Kabupaten Muaro Jambi, memang belum pernah ada bupati yang bukan orang asli lokal.

Kendati begitu, BBS tampaknya tak pernah ambil pusing, ia meyakini dengan rekam jejak sebagai Anggota DPRD Provinsi Jambi 2 periode beserta pengalaman sebagai wakil bupati, masyarakat tidak akan membatasi diri demi kemajuan daerah.

Anomali terakhir adalah persoalan gaya kampanye. Siapa sangka bahwa pemenang dengan selisih suara hingga 12.686 ini rupanya tidak memiliki sistem tim dan relawan yang terstruktur seperti kebanyakan calon.

Baca Juga: Bersyukur dengan Makan Bergizi Gratis, Siswi SMA Lakukan Ini untuk Prabowo

Selama masa kampanye, tidak ada sama sekali pelantikan tim pemenangan ataupun tim relawan, hal itu berarti bertaruh pada kemungkinan yang kecil.

Karena biasanya, agar sosialisasi masif sampai ke tempat-tempat tak terjangkau, dibutuhkan tim dan koordinator untuk setiap desa.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Putra Kenza

Tags

Rekomendasi

Terkini

X