Pernyataan Menyesatkan yang Langsung Ditepis Menkomdigi
Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi), Meutya Hafid menuturkan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN) dan mendapatkan tidak ada serangan yang menyasar sektor perbankan.
"Sejauh ini kami setelah berkoordinasi dengan BSSN dan menyatakan tidak ada peretasan, artinya ya, kebocoran akibat peretasan," tegas Meutya dalam acara Level UP UMKM Bersama Menkomdigi di Jakarta, pada Sabtu, 21 Desember 2024.
Di sisi lain, Meutya mengimbau agar masyarakat tidak mudah termakan berita yang tersebar di medsos, apalagi dari akun medsos yang tidak jelas asal usulnya.
Menkomdigi juga meminta masyarakat agar melihat pemberitaan dari media massa yang kredibel dan terdaftar.
"Mungkin kita dapat informasi dari sosmed, tapi kita juga harus melihat media-media yang mainstream betul apa tidak ada kebocoran," tegasnya.
Sederet Kontroversi Mr Bert
Berkaca dari hal itu, Mr Bert juga kerap membuat gaduh di medsos terkait modus peretasan QRIS hingga INAFIS dalam sektor perbankan. Berikut ini tiga kontroversi di antaranya:
Sebut Adanya Modus Penipuan QRIS
Dalam kesempatan berbeda, Mr Bert juga pernah menyatakan QRIS dapat digunakan untuk menipu penggunanya.
Dalam siniar YouTube Samuel Christ yang tayang pada 14 November 2024 lalu, Mr Bert mensimulasikan cara penipu membuat QRIS dapat mengantarkan pengguna ke website palsu.
Mr Bert menilai, website palsu itu bisa meniru desain website bank atau lembaga resmi lainnya, lalu menampilkan formulir agar pengguna memasukkan data pribadi seperti username dan PIN.
Setelah formulir itu diisi, data pribadi milik korban dapat terbaca oleh penipu tersebut, bukan ke komputer server bank atau lembaga resmi lainnya.
Terkait hal ini, Komdigi mengklaim pernyataaan dari Mr Bert soal modus penipuan lewat QRIS adalah informasi hoaks.
Komdigi menerangkan, kode QRIS asli hanya dapat dipindai melalui aplikasi pembayaran seperti mobile banking atau aplikasi e-wallet milik bank atau lembaga non-bank.