3 Kontroversi Mr Bert Soal Sistem Keamanan ‘Lemah’ di Bank yang Akhirnya Tak Berkutik Usai Ditepis Pakar IT hingga Menkomdigi

Photo Author
- Senin, 30 Desember 2024 | 23:53 WIB
Tudingan dari Selebgram Mr Bert soal ransomware di Bank BRI. (Instagram.com/@realmrbert)
Tudingan dari Selebgram Mr Bert soal ransomware di Bank BRI. (Instagram.com/@realmrbert)

Kecurigaan itu ternyata benar. Setelah tenggat waktu penebusan terlewat, Teguh menemukan data ransomware yang dipublikasi ternyata yang pernah ditemukan di internet.

"Setelah tenggat waktunya sudah habis, akhirnya datanya dirilis oleh pelaku. Isi datanya cuma 1 file excel yang isinya cuma 100 row data yang match dengan salah satu dokumen di scribd dan pdfcoffee. Mari tepuk tangan untuk Bashe, group ransomware terkocak sepanjang masa," kata Teguh Aprianto lewat akun X resminya, @secgron pada Rabu 25 Desember 2024.

Baca Juga: HUT ke-68 Provinsi Jambi, ASN Merangin Wajib Pakai Baju Melayu

Postingannya disertai dengan screenshot data yang dipublikasikan oleh Bashe. Ada juga screenshot data dari ScribD.

Klaim BRI telah menjadi korban Bashe Ransomware ini pun akhirnya dianggap tidak terjadi oleh masyarakat. Itu karena nasabah BRI tetap dapat mengakses sistem operasional dan layanan perbankan BRI seperti mobile banking saat kabar serangan siber itu viral.

Berkaca dari hal ini, menambah daftar kontroversi yang disampaikan Mr Bert soal kasus sistem keamanan di dunia perbankan.

Menkomdigi Bantah BRI Kena Ransomware

Dalam kesempatan berbeda, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid memastikan tidak ada serangan ransomware atau kebobolan data pada sektor perbankan.

Baca Juga: Momen Natal 2024, KWI Ajak Umat Doakan dan Dukung Prabowo Majukan Indonesia

Hal itu disampaikan Meutya usai adanya dugaan serangan ransomware terhadap BRI seperti yang diungkap oleh Mr Bert.

Meutya menuturkan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN) dan mendapatkan tidak ada serangan yang menyasar sektor perbankan.

"Sejauh ini kami setelah berkoordinasi dengan BSSN dan menyatakan tidak ada peretasan, artinya ya, kebocoran akibat peretasan," tegas Meutya dalam acara Level UP UMKM Bersama Menkomdigi di Jakarta, pada Sabtu, 21 Desember 2024.

Di sisi lain, Meutya mengimbau agar masyarakat tidak mudah termakan berita yang tersebar di medsos, apalagi dari akun medsos yang tidak jelas asal usulnya.

Menkomdigi juga meminta masyarakat agar melihat pemberitaan dari media massa yang kredibel dan terdaftar.

“Mungkin kita dapat informasi dari sosmed, tapi kita juga harus melihat media-media yang mainstream betul apa tidak ada kebocoran,” tandasnya.

Tepisan Lain Soal Tudingan Lemahnya INAFIS dari Mr Bert

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Alisya Novira

Tags

Rekomendasi

Terkini

X