Baca Juga: Intensitas Bencana Meningkat, DPR Usul Presiden Bentuk Kementerian yang Khusus Tanggulangi Musibah
“Bangsa kita sekarang sudah memiliki kemampuan sendiri, baik dari sisi peralatan angkut darat, laut, maupun udara, logistik, obat-obatan, hingga tenaga medis,” ucap Sjafrie.
Perguruan tinggi juga turut membantu dalam proses penanganan bencana, sehingga kekuatan SDM pun telah tercukupi.
Kondisi penanganan bencana kali ini, kata Sjafrie berbeda dengan saat Indonesia menghadapi tsunami 2004 silam ketika masih banyak bergantung dengan negara asing.
“Dulu kita belum mandiri. Sekarang penanggulangan bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat bisa kita lakukan sendiri,” kata Sjafrie.
Baca Juga: Langsung ke Prabowo, Menkes Minta Bangun Dapur Umum Prioritas untuk Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit
“Beliau (Presiden Prabowo) sudah mengambil evaluasi bahwa bencana ini adalah bencana yang bisa kita atasi oleh bangsa sendiri,” sambungnya.
Gubernur Mualem Tak Melarang Aceh Terima Bantuan Negara Lain
Sebelumnya, Gubernur Mualem mengatakan bahwa Aceh telah menerima bantuan obat-obatan dan tenaga dokter dari Malaysia.
Mualem mengungkapkan bahwa dirinya selalu memberi lampu hijau bagi semua pihak yang ingin memberikan bantuan kepada Aceh.
“Tidak ada larangan dan kemarin saya dengar orang mencari mayat-mayat tapi semuanya sudah saya kroscek tidak ada, semuanya lancar,” ucap Mualem kepada awak media usai rapat dengan Presiden Prabowo di Aceh pada Minggu malam, 7 Desember 2025.
“Mereka tolong kita, masa kita persulit, kan bodoh,” tuturnya.
Sementara tim yang didatangkan dari China memang akan fokus dalam pencarian korban meninggal dunia, tapi masih tertimbun lumpur pascabanjir.
“Itu kepakaran mereka, itu tugas mereka yang datang ke sini,” lanjutnya.