news

Soal Keracunan MBG: Kemenkes Rutin Laporan, Publikasi Data Lewat BGN

Kamis, 9 Oktober 2025 | 21:39 WIB
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin ungkap Kemenkes rutin beri laporan kasus keracunan MBG pada BGN. (Instagram/bgsadikin)

Baca Juga: Kenangan Pahit Timnas Indonesia vs Wasit Ahmad Al Ali usai Kini Kembali Bersua di Jeddah: Jejak Kontroversi dalam Laga Kontra Vietnam

Sistem publikasi data, kata Budi akan dibahas lebih lanjut bersama dengan beberapa pihak terkait lainnya.

Pendataan Bakal Dilakukan Seperti saat COVID-19 dan Pengawasan Eksternal

Sebelumnya, Budi mengatakan bahwa akan ada update secara rutin kepada publik jika diperlukan dengan koordinasi bersama Badan Komunikasi Pemerintah.

“Kami harapkan mungkin nanti kita akan berkoordinasi dengan Badan Komunikasi Pemerintah kalau perlu, misalnya ada update harian atau mingguan atau bulanan yang seperti dulu kita lakukan saat COVID-19, itu kita lakukan,” ucapnya dalam konferensi pers di Kantor Kemenkes pada 2 Oktober 2025 lalu.

Baca Juga: 5 Tuntutan Aliansi Pemantau Program BGN: Kritikan Kebijakan Roll Back hingga Pencopotan 6 Pejabat

Selain itu, Kemenkes juga menjadi pengawas eksternal dengan memberikan daftar apa saja yang harus diawasi selama MBG berjalan.

“Contohnya itu kan ada bahan baku yang kita pakai, apakah bahannya memang kualitasnya bagus atau tidak? Itu dibicarakan. Tadi Kepala Badan Pangan Nasional bilang ada standar-standarnya untuk mengecek kualitas bahan baku,” imbuhnya.

Pengawasan yang dilakukan Kemenkes, menurut Budi nantinya termasuk dalam pengawasan eksternal yang dilakukan bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

“Kita akan melapis, pengawasan eksternal pada SPPG ini selama seminggu lagi. Kemenkes, Kemendagri karena aparatnya di bawah Pemda dan BPOM akan membantu BGN yang melakukan pengawasan internal setiap hari dan pengawasan eksternal setiap minggu, dari luar,” paparnya.

Baca Juga: Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny: Bersabar Tunggu Evakuasi Selesai untuk Mulai Penyidikan

Monitoring pelaksanaan program juga dilakukan dengan para penerima manfaat akan diukur tinggi badan dan berat badan setiap 6 bulan sekali.

Data tersebut akan disinkronkan dengan data program cek kesehatan gratis (CKG) anak-anak sekolah.

“Kita bisa tahu efektivitasnya program seperti apa, dan setiap tahun sekali akan lakukan survei gizi nasional di mana dulu hanya dilakukan stunting. Ini akan ditambah untuk di atas 5 tahun khusus anak sekolah,” jelasnya.

“Jadi, kita bisa lihat bisa perkembangan status gizi dan akan digunakan sebagai masukan untuk kebijakan-kebijakan nanti yang akan dilakukan,” tandasnya.***

Halaman:

Tags

Terkini