news

Curhat Mahfud MD usai Cucunya Keracunan MBG di Sekolah: Ingatkan Kasus Ini Bukan soal Angka, tapi Nyawa Manusia

Kamis, 2 Oktober 2025 | 14:49 WIB
Eks Menko Polhukam, Mahfud MD ceritakan kasus cucunya yang dikabarkan keracunan usai menyantap menu MBG di sekolah. (Instagram.com/@mohmahfudmd)

LANGITVIRAL.COM-Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tengah menjadi perhatian sebagian publik terkait pelaksanaannya yang diliputi kasus keracunan massal yang marak terjadi akhir-akhir ini.

Salah satu contoh kasus yang kini tengah menjadi perhatian, yakni datang dari penuturan mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD yang secara terbuka menceritakan cucunya ikut menjadi korban keracunan makanan dalam program MBG di sekolah.

Melalui kanal YouTube pribadinya Mahfud MD Official, pada Rabu, 1 Oktober 2025, Mahfud mengungkap dua orang cucunya yang bersekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami muntah-muntah setelah menyantap menu MBG.

Bahkan, satu di antaranya harus dirawat selama empat hari di rumah sakit. Kisah itu sontak menuai sorotan publik terkait lemahnya standar kualitas sajian dalam distribusi MBG. Begini keluh kesahnya:

Baca Juga: Kisah Pilu di Balik Gempa Dahsyat di Filipina: Ibu-Anak Berpelukan Erat saat Terjebak di Gedung Mall Mindanao

Mahfud MD: Satu Kelas, 8 Orang Muntah-muntah

Dalam pernyataannya, Mahfud menyampaikan cucunya mengalami keracunan bersama sejumlah siswa lain di sekolah yang sama.

“Cucu keponakan ya. Saya punya ponakan, ponakan saya tuh punya anak namanya Iksan. Makan siang gratis, ya masakan bergizi gratis, lalu satu kelas itu delapan orang langsung muntah-muntah,” ujarnya.

Mahfud lalu menuturkan, salah satu cucunya hanya dirawat di rumah, sedangkan cucu lainnya harus menjalani perawatan medis intensif.

Baca Juga: Cerita Pilu Kakak yang Sempat Berupaya Tolong Adiknya dari Reruntuhan Bangunan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

Pengalaman tersebut membuat Mahfud semakin menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh dalam program MBG.

Bukan soal Angka, tapi Nyawa

Mahfud menekankan, meski jumlah korban terkesan kecil dibanding total penerima manfaat, keselamatan anak-anak tidak bisa dipandang hanya sebagai angka statistik.

Baginya, persoalan ini menyangkut nyawa manusia, sehingga pemerintah wajib menjadikannya prioritas utama.

Baca Juga: Insentif Rp100 Ribu ke Guru Penanggung Jawab, Tambah Daftar Titip-titip Honor yang Dinilai demi Hindari Distribusi MBG Macet

Halaman:

Tags

Terkini