"Kita ada semacam himpunan Kementerian Agama di Asia Tenggara ya disingkat dengan MABIMS, ini kita agak berbeda dengan Brunei Darussalam dan Singapura yang menetapkan bahwa puasa mereka itu dimulai pada tanggal 2 (Maret)," kata Nasaruddin.
Alasan Perbedaan: Ketinggian Hilal dan Sudut Elongasi
Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan ketinggian hilal dan sudut elongasi. Meskipun Malaysia dan Brunei dekat dengan Indonesia, menurut garis sudut elongasi kedua negara berbeda, sehingga hilal belum dapat disaksikan.
"Karena kita satu wilayah hukum, jadi kalau ada orang yang menyaksikan bulan lalu disumpah oleh Pengadilan Agama maka itu berlaku untuk seluruh Indonesia," jelasnya.
Baca Juga: Sekda Provinsi Jambi Sidak ke Pasar Angso Duo, Pastikan Sembako Tersedia Jelang Ramadan
Oleh karena itu, ketika hilal terlihat di Aceh, penetapan awal Ramadan berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia.
"Meskipun di sudut Aceh melihat, disaksikan, tapi itu juga berlaku untuk seluruh di ujung paling timur Indonesia karena kita satu wilayah hukum," imbuh Nasaruddin.
Rangkaian Pelaksanaan Sidang Isbat
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Abu Rokhmad, menjelaskan bahwa sidang isbat terdiri dari tiga rangkaian:
1. Pemaparan data posisi hilal berdasarkan perhitungan astronomi.
2. Verifikasi hasil rukyatul hilal dari berbagai titik pemantauan di Indonesia.
3. Musyawarah dan pengambilan keputusan yang diumumkan kepada publik.
"Kita berharap umat Islam di Indonesia bisa mengawali Ramadan tahun ini secara bersama-sama," ungkapnya.***