Petani mendapat ilmu baru, dan yang paling penting mereka melihat bahwa mengelola lahan secara berkelanjutan itu menguntungkan,”. Serta pihak warga lebih kreatif mengelola lahannya, dan hasil kebun lebih beragam. Ini bukan hanya program sementara, tapi investasi masa depan,” katanya.
Program agroforestri ini dirancang untuk berkelanjutan melalui tiga pilar utama:
1.Peningkatan kapasitas petani melalui pelatihan berkala dan pendampingan lapangan.
2.Penguatan kelembagaan kelompok tani agar mampu mengelola usaha bersama dan mengakses bantuan pemerintah.
3.Akses pasar yang lebih luas sehingga hasil panen memiliki nilai ekonomi yang stabil.
Tim pengabdian berencana mengembangkan demplot percontohan yang akan menjadi pusat pembelajaran bagi masyarakat desa dan wilayah sekitar. Selain itu, keterlibatan pemuda desa juga didorong agar regenerasi petani berjalan dengan baik.
Baca Juga: Pertumbuhan PDB 2025 Melambat, DPR Kritik Purbaya Banyak Sektor Tak Capai Target RPJMN
Melalui kolaborasi antara akademisi, petani, dan pemerintah desa, Desa Ladang Peris kini bergerak menuju sistem pertanian berkelanjutan yang menjaga ekosistem sekaligus meningkatkan taraf hidup warga. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi model bagi desa-desa lain di Kabupaten Batanghari dan Provinsi Jambi.
Program agroforestri ini membuktikan bahwa teknologi tepat guna, jika diterapkan dengan pendampingan dan partisipasi aktif masyarakat, mampu menghadirkan perubahan signifikan-bukan hanya untuk hari ini, tetapi juga untuk generasi mendatang.