AS vs Rusia Ihwal Perang Ukraina: Trump Kesal Tak Ada Kemajuan, Putin Klaim Tiada Kata Menyerah

Photo Author
- Minggu, 6 Juli 2025 | 10:38 WIB
Presiden AS, Donald Trump (kiri) dan Presiden Rusia, Vladimir Putin (kanan) (Instagram.com / @whitehouse - @vputin.team)
Presiden AS, Donald Trump (kiri) dan Presiden Rusia, Vladimir Putin (kanan) (Instagram.com / @whitehouse - @vputin.team)

Baca Juga: Efisiensi Besar Microsoft, 9.000 Karyawan Terkena PHK demi Dorong Investasi AI

"Vladimir Putin mengatakan bahwa kami terus mencari solusi politik yang dinegosiasikan untuk konflik tersebut," tukasnya.

Pernyataan ini memperjelas posisi Moskow yang tidak melihat alasan untuk menghentikan operasi militernya, meskipun tekanan dari negara-negara Barat, termasuk AS, semakin meningkat.

Trump: Tak Ada Kemajuan

Menyikapi sikap Putin, Trump selaku pemimpin AS mengaku kecewa dengan hasil pembicaraan via telepon dengan Presiden Rusia itu.

Baca Juga: Dituntut 7 Tahun Penjara, Hasto Imbau Kader PDIP Tetap Tenang dan Percaya Hukum

Dalam kesempatan berbeda, Trump mengatakan percakapan itu tidak menghasilkan kemajuan apapun, terutama soal upaya mengakhiri perang.

"Itu adalah panggilan telepon yang cukup panjang, kami membicarakan banyak hal termasuk Iran, dan kami juga membicarakan, seperti yang Anda ketahui, perang dengan Ukraina. Dan saya tidak senang dengan itu," ungkap Trump dilansir dari The Moscow Times, pada Minggu, 6 Juli 2025.

Trump menilai percakapan itu suram dan tak membawa harapan, seraya mengaku semakin frustrasi dengan pendekatan yang ditunjukkan oleh Putin.

"Ini situasi yang sangat sulit. Saya mengatakan kepada Anda bahwa saya sangat tidak senang dengan percakapan telepon saya dengan Presiden Putin," keluh Trump.

Baca Juga: Duka Ronaldo Atas Insiden Kecelakaan Maut Diogo Jota, Kenang Main Bareng di Timnas Portugal

"Ia (Putin) ingin bertindak lebih jauh, terus membunuh orang-orang, itu tidak baik," tukasnya.

Presiden AS itu juga sempat mengisyaratkan masa 'penahanan diri' AS terhadap Rusia mungkin akan segera berakhir, dan membuka kemungkinan untuk kembali mengetatkan sanksi-sanksi ekonomi terhadap Rusia.

"Kami berbicara banyak soal sanksi. Dia memahami bahwa sanksi itu mungkin akan terjadi," ujar Trump dalam pernyataan yang disampaikan di atas pesawat kepresidenan Air Force One yang dilansir dari AP News, pada Minggu, 6 Juli 2025.

Selama enam bulan terakhir, Trump diketahui telah memberikan klaim untuk menahan diri dalam menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia, sambil mencoba mencari jalan damai melalui diplomasi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alisya Novira

Tags

Rekomendasi

Terkini

X