Kenapa Bacaan Shalat Witir Setelah Tarawih Biasanya al-A’la, al-Kafirun dan al-Ikhlas?

Photo Author
- Minggu, 2 Maret 2025 | 15:34 WIB
Foto ilustrasi shalat berjamaah di masjid. (Unsplash/Masjid Pogung Dalangan)
Foto ilustrasi shalat berjamaah di masjid. (Unsplash/Masjid Pogung Dalangan)

Lalu bacaan dalam shalat witir biasanya adalah di rakaat pertama dengan membaca al-A’la, rakaat kedua membaca al-Kafirun, dan rakaat ketiga membaca al-Ikhlas.

Ada perbedaan di kalangan ulama mengenai bacaan shalat witir ini, khususnya pada bacaan di rakaat ketiga.

Baca Juga: Piala by.U 2025 Kembali Digelar, Buka Gerbang Menuju Karier Futsal Profesional

Mengutip dari laman resmi Nahdlatul Ulama atau NU, para ulama Syafi’iyyah dan Hanabilah sepakat bahwa yang disunnahkan dibaca pada dua rakaat awal shalat witir adalah surat al-A’la di rakaat pertama dan al-Kafirun di rakaat kedua.

Untuk rakaat terakhir, ulama Syafi'iyyah berpendapat untuk membaca surat al-Ikhlas beserta al-Mu’awwidzatain.

Mu’awwidzatain merupakan sebutan untuk dua surat terakhir di al-Quran, yakni al-Falaq dan an-Nas.

Sedangkan menurut Hanabilah, cukup hanya dengan membaca surat al-Ikhlas.

Baca Juga: Selain Program Makan Gratis Tetap Jalan di Sekolah, Ada Ribuan Paket Takjil di Masjid Raya Bandung hingga Buat Penumpang Trans Jakarta

Dasar Bacaan Rakaat Ketiga Shalat Witir

Para ulama dari kalangan Syafi’iyyah memakai dasar hadits riwayat an-Nasai dan Ibnu Majah.

Pada hadits tersebut menunjukkan saat Sayyidah Aisyah ditanya surat apa yang dibaca oleh Nabi Muhammad SAW ketika shalat witir.

Sayyidah Aisyah kemudian mengungkapkan jika Nabi di rakaat pertama membaca surat al-A’la, rakaat kedua membaca al-Kafirun, dan rakaat ketiga membaca al-Ikhlas beserta al-Mu’awwidzatain (al-Falaq dan an-Nas).

Kemudian mengutip dari Muhammadiyah, bacaan shalat witir dengan al-A’la, al-Kafirun, dan al-Ikhlas.

“Dari Ubay bin Ka’ab, diriwayatkan bahwa ia berkata: Bahwa Nabi SAW pada shalat witir pada rakaat pertama selalu membaca Sabbihisma Rabbikal-A’laa dan pada rakaat kedua membaca Qul Yaa Ayyuhal Kaafirun, da pada rakaat ketiga membaca Qul Huwallaahu Ahad,” menurut hadits yang diriwayatkan oleh an-Nasa’i, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah.

Sementara itu, untuk penetapan 1 Syawal 1446 Hijriah atau Idul Fitri 2025, pemerintah akan menggelar lagi sidang isbat di akhir bulan Ramadhan nanti.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Alisya Novira

Tags

Rekomendasi

Terkini

X