“Makanan bergizi untuk lebih dari 350.000 sekolah, lebih dari 90 juta siswa di Indonesia, bukanlah hal yang mudah,” ujar Sri Mulyani.
“Bukan hanya dari segi besarnya anggaran, tapi juga dari segi pelaksanaannya, yaitu lima hari dalam seminggu, setiap minggu,” tambahnya menjelaskan hari masuk sekolah penerima manfaat di tingkat pelajar.
“Jadi hanya memberikan sedikit gambaran tentang hal ini, apa yang anda sebut sebagai kerumitan dari kualitas makanan, pengiriman, dan memastikan bahwa kami dapat memberikan dukungan,” imbuhnya.
Dukungan Sri Mulyani mengenai anggaran untuk Makan Bergizi Gratis
Pemerintah saat ini tengah melakukan pemotongan anggaran dari beberapa kementerian dan badan-badan negara.
Pemotongan anggaran ini pun telah dikuatkan dengan pemerintah yang mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 Tentang Efisiensi Belanja Dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2025.
Dengan peraturan tersebut, Indonesia mampu untuk melakukan penghematan hingga total Rp306,69 Triliun.
Baca Juga: Kang Gobang Diduga Meninggal karena Penyakit Angin Duduk, Ini Cara Mengatasinya
Penghematan dilakukan salah satunya untuk menyokong program baru yang dicetuskan dan saat ini tengah berjalan, yakni Makan Bergizi Gratis atau MBG.
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani pada Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK I 2025 di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Jumat, 24 Januari 2025 lalu.
“Presiden menyampaikan dalam instruksi untuk melakukan fokus anggaran agar makin efisien dan penggunaan anggaran akan ditujukan kepada langkah-langkah yang memang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat langsung, seperti Makan Bergizi Gratis,” ujarnya kala itu.
Target penerima manfaat program Makan Bergizi Gratis
Untuk pelaksanaan MBG, target periode pertama MBG dimulai Januari hingga April 2025 dengan target 3 juta penerima manfaat.