Pejuang Rakyat yang Tersesat: Kontradiksi antara Pengakuan dan Realitas

Photo Author
- Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB
Yulfi Alfikri Noer  (istimewa)
Yulfi Alfikri Noer (istimewa)

Kedua, ada risiko stigma dan prasangka. Masyarakat seringkali memiliki pandangan negatif terhadap mantan pecandu narkoba, dan ini bisa menghalangi penerimaan mereka sebagai pemimpin.

Baca Juga: Masyarakat Optimistis dengan Susunan Kabinet Prabowo-Gibran

Pengakuan mereka sebagai pejuang rakyat dianggap tidak tulus atau hanya sebagai upaya untuk mencari legitimasi di mata publik.

Jika publik tidak dapat mengesampingkan masa lalu individu tersebut, maka harapan untuk diakui sebagai pejuang rakyat akan sulit tercapai.

Selanjutnya, ketidakpastian mengenai agenda dapat muncul. Masyarakat merasa khawatir bahwa pengalaman masa lalu sebagai seorang pecandu narkoba dapat mempengaruhi keputusan politik yang diambil.

Ada kemungkinan bahwa mereka lebih berfokus pada isu-isu yang berkaitan dengan kecanduan atau rehabilitasi untuk kepentingan pribadi, bukan untuk kepentingan masyarakat secara luas.

Baca Juga: Perusahaan Platform Digital Dukung Iklim Jurnalisme Berkualitas dan Sambut Baik Kehadiran Komite sebagai Amanat Perpres 32 Tahun 2024

Ini dapat menyebabkan pandangan bahwa mereka tidak sepenuhnya obyektif dan lebih mengutamakan agenda pribadi daripada aspirasi kolektif.

Dari perspektif kepercayaan publik, pengakuan sebagai pejuang rakyat tanpa adanya bukti konkret dari tindakan nyata bisa memperburuk citra calon pemimpin tersebut.

Jika masyarakat melihat ketidakcocokan antara klaim dan kenyataan, mereka akan merasa tertipu dan kehilangan kepercayaan tidak hanya terhadap individu tersebut, tetapi juga terhadap sistem politik secara keseluruhan.

Ketidakpuasan ini bisa memperburuk polarisasi dan merusak ikatan antara calon pemimpin dan rakyat.

Baca Juga: Dinilai Pembelot, Gerindra Jambi Pecat Dr Noviardi dari Kader Partai

Akhirnya, dalam konteks moral dan etika, seseorang yang mengklaim diri sebagai pejuang rakyat namun memiliki latar belakang sebagai mantan pecandu narkoba bisa dipandang sebagai contoh buruk.

Ini dapat memunculkan pertanyaan tentang sejauh mana seseorang bisa berjuang untuk keadilan dan kebenaran jika mereka sendiri memiliki pengalaman dengan perilaku yang dianggap merusak.

Ketidakselarasan antara pengakuan dan kenyataan ini bisa merusak norma-norma moral yang seharusnya dijunjung oleh seorang pemimpin.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Putra Kenza

Tags

Rekomendasi

Terkini

X