internasional

Fenomena ‘Karoshi’ di Jepang: Dampak Budaya Kerja yang Ketat dan Implikasinya untuk Indonesia

Sabtu, 7 September 2024 | 19:31 WIB
Ilustrasi Fenomena ‘Karoshi’ di Jepang, Akibat Kerja Berlebihan. (Unsplash.com/Andrew Neel)

LANGITVIRAL.COM - Fenomena 'karoshi', atau kematian akibat bekerja berlebihan, kini menjadi perhatian internasional.

Istilah ini menggambarkan kondisi di mana pekerja di Jepang meninggal karena terlalu banyak bekerja dengan jam kerja yang panjang dan beban kerja yang tinggi.

Budaya kerja yang menekankan komitmen ekstrem ini sering kali menyebabkan karyawan bekerja lembur secara terus-menerus.

Dampaknya, Jepang dikenal sebagai negara dengan tingkat kerja yang ekstrem, di mana pekerja sering kali mengorbankan kesehatan mereka demi pekerjaan.

Kematian Karoshi Pertama di Jepang

Fenomena ‘karoshi’ pertama kali dicatat pada tahun 1969 ketika seorang pria berusia 29 tahun yang bekerja di departemen pengiriman surat kabar meninggal akibat stroke setelah berjam-jam bekerja berlebihan.

Baca Juga: Mengungkap Politik Dinasti dalam Pemilihan Kepala Daerah di Indonesia: Tren dan Implikasinya

Sejak saat itu, kasus ‘karoshi’ terus terjadi, sebagian besar disebabkan oleh tekanan untuk menunjukkan hasil kerja yang maksimal demi menghindari pemecatan dan mendapatkan promosi atau kenaikan gaji.

Budaya Kerja yang Ketat di Jepang

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), pada tahun 2021 terdapat sekitar 750.000 kematian global yang terkait dengan ‘karoshi’.

Kematian ini umumnya disebabkan oleh stroke dan penyakit jantung akibat bekerja lebih dari 55 jam per minggu.

Fenomena ini mendapatkan perhatian serius karena dampaknya terhadap kesehatan masyarakat dan kebijakan tempat kerja.

Jam kerja panjang, tekanan pekerjaan yang tinggi, dan prosedur kerja yang tidak seimbang adalah beberapa faktor utama yang menyebabkan 'karoshi'.

Baca Juga: Siswi SMP Jadi Korban Pemerkosaan hingga Dibunuh di Palembang, Pelaku Baru Berusia 16 Tahun

Halaman:

Tags

Terkini