news

PT SAL Sinergikan Ekonomi Masyarakat dan Kesehatan Suku Anak Dalam di Jambi

Kamis, 14 April 2022 | 14:12 WIB







Setahun setelah itu, ia mulai membangun pabrik pengolahan. Dari situ, ia mulai mengolah komoditas sereh wangi. Dari daun atau rumput tersebut dihasilkan minyak sereh wangi. Minyak yang tergolong minyak atsiri ini bisa menjadi bahan baku untuk minyak telon dan lain sebagainya.





Hasil samping dari proses itu adala air hidrosol. Air hidrosol ini, oleh Hendri, dikembangkan menjadi produk wedang sereh wangi dan sabun pencuci piring.





Masalah Pemasaran
Setelah produksi, masalah yang timbul adalah pemasaran. Harga jual minyak atsiri ini anjlok menjadi 270.000 per kilogram dari sebelumya 400.000 per kilogram. Wedang sereh wangi dan sabun pencuci piring kemudian hadir.





Masalahnya sama, produk samping ini juga kesulitan dalam pemasaran.





BACA JUGA: Kementerian BUMN Buka Lowongan Kerja Nih, Simak Syarat dan Cara Daftarnya





PT Sari Aditya Loka (PT SAL) melihat kondisi tersebut tergerak untuk membantu mencarikan pasar yang tepat. Pertemuan PT SAL dengan Kepala Puskesmas memberikan ide baru. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada orang rimba (OR) atau Suku Anak Dalam (SAD) yang menjadi program puskesmas dan PT SAL menjadi jalan untuk membuka pasar.









“Kami membuka inisiasi pemasaran produk untuk ke Suku Anak Dalam ( SAD ) yang mana juga membuka wawasan PHBS ke warga SAD,” ungkap Cipta Wibama, Administratur PT SAL.





PT SAL selalu memberikan bantuan sosial jatah hidup (jadup) yang berisikan bahan-bahan pokok kepada SAD. Sebanyak 331 Kepala Keluarga (KK) SAD menerima program ini. PT SAL memberikan tambahan sabun yang dihasilkan oleh Hendri pada jadup yang SAD terima.

Halaman:

Tags

Terkini