news

Whoosh: Transparansi Bukan Sekadar Retorika, Saatnya Audit Forensik dan Reformasi Pengadaan Proyek Nasional

Kamis, 23 Oktober 2025 | 20:37 WIB
Anggota Komisi XI DPR RI, Harris Turino, menyebut soal transparansi proyek nasional dan sikapi polemik utang Whoosh. (Instagram/harristurino)

Baca Juga: 4 Rencana Presiden Prabowo soal Pendidikan: dari Alokasi Duit Koruptor untuk LPDP hingga Bagi-bagi Buku ke Sekolah

Dengan begitu, DPR RI dan publik dapat menilai secara rasional dampak finansialnya terhadap APBN dan menyiapkan langkah mitigasi yang tepat.

Kondisi keuangan KCIC yang terus merugi ini, menurutnya tidak boleh dibiarkan berlarut-larut.

Pemerintah harus segera menyusun rencana restrukturisasi utang yang melindungi kepentingan publik, bukan sekadar menutupi kesalahan masa lalu.

Setiap proses restrukturisasi harus disertai syarat transparansi, ukuran kinerja yang jelas, dan klausul penalti bagi pihak yang terbukti lalai dalam pengelolaan proyek ini.

Baca Juga: Setahun Prabowo-Gibran: Presiden Beri Update Kampung Haji Indonesia hingga Upaya Pangkas Waktu Menunggu Haji

Kemudian bila dalam audit ditemukan indikasi tindak pidana korupsi atau pelanggaran hukum, maka Aparat Penegak Hukum (APH), termasuk KPK wajib turun tangan, termasuk memanggil Menteri BUMN pada masa itu karena pengawasan hukum tidak boleh tebang pilih, tetapi juga tidak boleh didasarkan pada asumsi tanpa bukti.

Di sisi lain, pelajaran terbesar dari proyek ini justru lebih strategis, yakni pemerintah perlu segera mereformasi pedoman pengadaan dan evaluasi proyek infrastruktur strategis nasional.

Setiap proyek besar yang melibatkan pembiayaan asing wajib memasukkan seluruh biaya pembiayaan (cost of financing) dalam perhitungan kelayakan (NPV dan IRR) sejak awal, termasuk risiko kurs, jaminan negara, dan potensi cost overrun, jadi, transparansi dari awal adalah kunci mencegah beban fiskal di masa depan.

Harris menyebut proyek KCJB ini adalah pelajaran yang sangat mahal, yang sekarang menjadi beban serius pemerintahan Prabowo.

Baca Juga: Presiden Prabowo Minta Duit Sitaan Korupsi untuk LPDP: Menkeu Purbaya Sanggupi Tahun Depan, Wamen Stella Christie Sigap Lakukan Koordinasi

Kesalahan pengambilan keputusan ini tidak boleh terulang di masa depan karena kereta cepat boleh melaju kencang, tapi akuntabilitas tidak boleh tertinggal di belakang.

Proyek sebesar ini harus menjadi simbol kemajuan, bukan simbol kelalaian.

Jika transparansi dijalankan dan tanggung jawab ditegakkan, maka KCJB tidak hanya menjadi warisan teknologi, tetapi juga warisan integritas bangsa.***

Halaman:

Tags

Terkini