Gubernur Cebu, Pam Baricuatro sempat mengungkap situasi genting yang merobohkan gereja bersejarah di Daanbantayan, Filipina saat terjadi gempa dahsyat itu.
Pam Baricuatro menjelaskan, gereja yang roboh itu sejatinya telah banyak mencerminkan identitas budaya dan spiritual warga setempat.
“Situasi di Daanbantayan menyoroti betapa parah dampak gempa terhadap bangunan gereja bersejarah, yang menjadi bagian dari identitas kultural dan spiritual Cebu,” ujarnya sebagaimana dikutip dari Al Jazeera, pada Kamis, 2 Oktober 2025.
Kepanikan di Tengah Mall Mindanao
Di General Santos, Mindanao, Nilda Masibay mengaku detik-detik ketika gedung mall berguncang masih terasa di kepalanya.
“Saya sangat gugup kemarin, jantung saya berdebar kencang sekali. Saya pikir itu akhir hidup saya. Banyak sekali orang berlarian,” ujar Nilda kepada komunitas relawan bencana alam di Filipina, World Vision, pada Rabu, 1 Oktober 2025.
Ia mengaku hanya bisa memikirkan anak-anaknya. Doa menjadi pegangan satu-satunya hingga akhirnya guncangan mereda.
“Saya benar-benar berpikir saya akan mati. Yang saya pikirkan hanyalah anak-anak saya,” lanjutnya dengan suara bergetar.
Baca Juga: Telisik Aksi Nekat Pemotor Arogan di Ciwidey: Adang Bus demi Konvoi, Polisi Turun Tangan
Ibu-Anak yang Saling Berpelukan
Bagi Erlinda, salah satu staf toko di Gedung Mall Mindanao, yang terpenting hanyalah keselamatan putranya yang berusia 10 tahun.
Erlinda bercerita, saat itu dirinya hanya bisa saling berpelukan dengan sang anak di tengah kegentingan puluhan orang yang berupaya ke luar dari gedung.
“Saya langsung berdiri dan memeluk putra saya. Ia ketakutan dan gemetar,” terangnya dalam keterangan yang sama.