news

Sederet Masalah Transportasi Publik: Sarang Pelecehan Seksual hingga Soal Isu Kesehatan Masyarakat

Kamis, 3 Oktober 2024 | 22:11 WIB
Ilustrasi moda transportasi. (Unsplash.com / Abdulloh Fauzan)

"Pengetahuan mengenai keterkaitan persoalan kesehatan dengan transportasi sangat penting. Keduanya saling berkaitan," kata Olivia forum diskusi publik di Taman Literasi Martha Tiahahu, Jakarta Selatan, pada 25 Maret 2023 lalu.

"Contoh, kemacetan bisa menghasilkan tingkat stress yang tinggi, sementara polusi udara juga bisa menyebabkan penyakit-penyakit berbahaya," terangnya.

Baca Juga: 4 Hal yang Bikin iShowSpeed ‘Ngebet’ ke Indonesia, Salah Satunya Dapat Baju Arhan saat di Korea Selatan

Manajemen di Sektor Transportasi

Selain soal isu kesehatan, terdapat juga problem soal manajemen sektor transportasi publik yang perlu dibenahi oleh otoritas terkait.

Kepala Divisi Sosial di Media Straveneus Bimo Chaderi menyebut, pentingnya manajemen pembangunan kota yang inklusif (melibatkan semua kalangan), termasuk di sektor transportasi.

"Kota seharusnya direncanakan untuk mengakomodasi aktivitas semua lapisan masyarakat. Inklusivitas adalah kewajiban dalam perencanaan kota, termasuk di sektor transportasi," kata Bimo dalam kesempatan yang sama.

Bimo mengungkap, layanan transportasi umum yang ramah akan membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

"Transportasi umum yang ramah bagi seluruh kalangan akan berdampak pada peningkatan kualitas hidup warga kota," tegasnya.

Baca Juga: 4 Hal yang Bikin iShowSpeed ‘Ngebet’ ke Indonesia, Salah Satunya Dapat Baju Arhan saat di Korea Selatan

Sarang Pelecehan Seksual

Koalisi Ruang Publik Aman (KRPA) merilis hasil survei nasional terkait pelecehan seksual di ruang publik.

Hasil survei itu menunjukkan moda transportasi publik adalah lokasi kedua tertinggi terjadinya pelecehan seksual.

Dalam analisis data survei, KRPA menemukan sebanyak 46,80 persen responden mengaku pernah mengalami pelecehan seksual di transportasi umum.

Sebanyak 35,8 persen di antaranya mengalami pelecehan di bus, dan 29,49 persen di transportasi angkutan perkotaan (Angkot).

Halaman:

Tags

Terkini