Catatan:
Masayu Indriaty Susanto
Sebuah momen manis di mana seorang imam sebuah masjid di Turki mengajak bermain anak-anak usai shalat Tarawih viral di twitter.
Anak-anak adalah jamaah masjid yang istimewa. Meski masih ada saja pengusiran terhadap anak-anak dari masjid terjadi. Sebuah masjid bahkan menempel selebaran yang melarang jamaah membawa anak-anaknya karena dirasa mengganggu jamaah lainnya.
Padahal, enam abad lalu, Sultan Muhammad Al Fatih, pahlawan Islam yang terkenal dengan julukan Mehmed The Conqueror pernah berpesan, ”Jika kalian tidak lagi mendengar gelak tawa anak-anak di masjid kalian. Maka takutlah, karena saat itu kalian dalam bahaya..”
Dan kini, saat era permainan elektronik melanda, para imam masjid di berbagai belahan dunia harus berpikir kreatif untuk membujuk anak-anak agar mau meletakkan gadget mereka sejenak, dan datang ke masjid. Baik untuk beribadah maupun belajar agama.
BACA JUGA: MEMAHAMI MAKNA NUZULUL QUR’AN DALAM TAFSIR TEKSTUALITAS & KONTEKSTUALITAS
Seperti pada video yang viral, seorang imam sengaja mengajak anak-anak bermain hide and seek alias petak umpet usai mereka melaksanakan salat tarawih.
Imam itu juga mengajak anak-anak berbaris dan mengajak mereka main ular-ularan, jalan-jalan mengelilingi masjid. Itu dilakukannya supaya anak-anak senang datang ke masjid.
Beberapa masjid baru di Turki seperti masjid Hamdi Cami di Ankara bahkan menyiapkan tempat bermain dalam masjid di sudut kanan di bawah tangga.
Sedangkan masjid lainnya menyediakan tempat bermain anak-anak di taman masjid.
Seorang imam di distrik Başiskele, Turki, sukses menarik anak-anak untuk bergabung dalam kelas Alquran musim panas di masjid itu.
Awalnya hanya ada 30 anak yang mendaftar ke masjidnya untuk belajar Alquran.
BACA JUGA: 50 NASEHAT AL-IMAM HUSAIN BIN ALI BIN ABI THALIB (CUCU KESAYANGAN RASULULLAH)
Hal ini membuatnya sedih. Lalu sang imam berinisiatif untuk menyediakan tempat bermain anak di halaman samping masjid. Dia menghubungi beberapa sponsor.
Dan saat tempat bermain itu sudah tersedia, jumlah peserta kelas Alquran langsung diserbu ratusan anak yang mendaftar.
Sebagai reward, dia juga menyajikan popcorn dan permen buat anak-anak yang hadir di kelas.
Dilansir Daily Sabah, Kadir Elikiz, imam Masjid Merkez itu mengaku pernah memiliki pengalaman sering dimarahi di masjid saat dia masih kecil.
“Saya biasa bermain-main di masjid. Ketika orang dewasa sedang shalat mereka selalu menegur saya. Ini dulu sangat mengkhawatirkan saya. Saya ingin mengakhiri pola pikir ini dan membuat anak-anak lebih dekat dengan masjid,” kata Kadir Elikiz, imam Masjid Merkez itu yang telah menjadi imam di masjid itu selama 10 tahun.
BACA JUGA: MUTIARA FILOSOFIS NASEHAT SUNAN DRAJAT AL-AZHMATKHAN
Diberi Hadiah Sepeda dan Tablet PC
Makin berkurangnya anak-anak juga dirasakan masjid-masjid di Malaysia. Sebuah masjid di Kelantan bahkan menjanjikan sepeda gratis untuk anak-anak yang beribadah selama bulan suci Ramadhan.
Sebuah masjid di provinsi Al-Beheira Mesir juga mengumumkan sebuah kompetisi untuk mendorong anak-anak mengikuti shalat Subuh, menawarkan hadiah kepada mereka yang berhasil shalat di masjid selama 40 hari berturut-turut.
Ide kompetisi ini disalin dari ide serupa di Masjid Sultan Selim di Istanbul, yang menawarkan hadiah dan sepeda kepada anak-anak yang menghadiri sholat subuh selama 40 hari berturut-turut.
Pada Juli 2018, Turki juga meluncurkan proyek ‘Datanglah ke Masjid dan Bersenang-senang’ yang mendorong anak-anak berusia antara 7 dan 14 tahun untuk salat Subuh setiap hari selama 40 hari berturut-turut.
Para pengurus masjid juga menyediakan banyak hadiah. Bahkan di Anatolia tengah, anak-anak yang datang 180 kali dalam dua bulan untuk salat ke mesjid diberikan tablet PC gratis.
BACA JUGA: MANAKIB DAN KAROMAH AL-HABIB NUH AL-HABSYI SINGAPORE
“Kami ingin menarik perhatian anak muda dan mendorong mereka untuk berdoa dengan memanfaatkan antusiasme mereka terhadap teknologi dan internet,” kata Cebrail Xtürk, imam Masjid Dayılı di distrik Yozgat.
Kampanye ini dibiayai kontribusi dari penduduk desa dan orang Turki yang tinggal di Eropa.
Jamaah Darul Mukminin, Gampong Suak Hulu, Aceh Selatan juga punya cara yang kreatif. Jamaah dan warga memberikan hadiah khusus bagi anak yang melakukan shalat tarawih selama 30 malam penuh.
Hadiah itu dalam bentuk uang dan buku tulis, diberikan untuk tiga anak yang dinyatakan lulus berdasarkan absensi kehadiran.
Ada 83 anak yang antusias mengikuti kegiatan yang mereka namai Ramadhan Ceria ini. Mereka akan dinilai, yang shalat selama 30 hari dan tertib mendengarkan ceramah dan tidak bergurau saat ibadah berlangsung lah yang akan mendapat hadiah.
BACA JUGA: KEDERMAWANAN RASULULLAH SANGAT DIRASAKAN OLEH SELURUH ALAM SEMESTA TANPA MELIHAT AGAMANYA
“Kami ingin anak–anak terbiasa melakukan sholat berjamaah di masjid. Dan kelak mereka akan menjadi generasi penerus yang selalu taat dan patuh melaksanakan perintah Allah,” ujar Safriadi Keuchik, di Gampong Suak Hulu kepada media.
Masjid Jadi Play Station Buat Anak
Maraknya pengurus masjid atau jamaah yang mengusir anak-anak dari masjid juga menjadi perhatian Dewan Masjid Indonesia (DMI).
Sekjen PP Dewan Masjid Indonesia (DMI) Imam Ad Daruquthni berharap, tempat ibadah umat Islam bisa menjadi play station atau ramah anak sehingga anak-anak dekat dengan masjid.
“Masjid jadi play station. Jangan melarang anak-anak bermain di dalamnya. Play station ini maksudnya di dalam masjid ada game edukasi tidak diisi dingdong atau game online,” kata Imam kepada media beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan, banyak anak saat ini semakin jauh dari masjid. Pasalnya, takmir tidak berusaha menginternalisasi masjid sebagai tempat yang menyenangkan.
BACA JUGA: Ciri Khas Kesempurnaan Fisik Dan Akhlak Rasulullah Perspektif Al-Qur’an & Kesaksian Para Sahabat Nabi
Masjid sebagai tempat bermain, kata dia, tidak diterjemahkan sebagai terjemahan sederhana dari perubahan tempat ibadah menjadi area permainan.
Namun, masjid harus memiliki fungsi sebagai pusat pendidikan anak yang menyenangkan.
”Jadi play station ini bukan lagi gadget perusak. Tapi mengubah masjid menjadi play center. Hal ini juga dapat meregenerasi anak-anak masjid menjadi anak-anak terbaik bagi bangsa di masa depan,” tambahnya.
Dengan mendekatkan anak-anak dengan masjid, diharapkan regenerasi Islam akan terjadi dengan natural dan berpondasi kokoh.
Namun tentunya, anak-anak harus juga diajarkan tata tertib di masjid sesuai usianya.
Menjauhkan, memarahi, bahkan mengusir anak-anak dari masjid justru akan menjauhkan jiwa-jiwa malaikat cilik itu dari agama dan Allah. Bisa dibayangkan betapa berbahayanya jika ini terjadi.
Seperti yang dikhawatirkan Muhammad Al Fatih, penguasa Utsmani, penakluk Konstantinopel, pendiri 300 masjid dan 57 sekolah.
“Kalian harus takut jika tawa anak-anak tidak terdengar lagi di masjid kalian…” (*)