“Wong Jowo ojo ilang Jawane”, Pepatah jawa yang diungkapkan bagi orang-orang jawa yang telah lupa/ menghilangkan nilai-nilai budaya jawa atau juga yang sudah tidak lagi peduli terhadap nilai-nilai luhur budaya jawa.
Baca Juga: BTN Mulai Akuisisi Bank Victoria Syariah
Bagaimana dengan "polisi ilang kamanungsane" (Polisi yang hilang kemanusiaanya)? Hakekat polisi adalah untuk "nguwongke" (memanusiakan manusia).
Keberadaan polisi adalah untuk mengangkat harkat dan martabat manusia. Dengan segala fungsi, kewenangan dan berbagai model pemolisianya intinya adalah agar terwujud dan terpeliharanya keteraturan sosial.
Tatkala polisi hilang akan kemanusiaanya maka dapat dikatakan telah terjadi abuse (penyimpangan/ penyalahgunaan wewenang).
Walaupun itu masih dalam pikiran, karena itu sudah menjadi niat. Niat ini akan menjadi kejahatan apabila ada kesempatan.
Baca Juga: Jadi Duit, Ini Cara Menukar Minyak Jelantah ke Pertamina dan Lokasi Penukarannya
Polisi yang ideal adalah polisi yang mampu memanusiakan manusia. Keberadaaanya diterima dan di dukung oleh masyarakat yang dilayaninya.
Polisi juga dapat dijadikan ikon kemanusiaan, ikon kota, ikon perubahan, ikon hukum dan yang terpenting adalah ikon keamanan dan keselamatan.
Itu semua bukan tiba-tiba melainkan harus dibangun dan dimulai dari pimpinanya. "Kebiasaan yg baik akan menjadi hati nurani yang baik".
Polisi yang humanis dapat dilihat dari:
1. Bangunan/perkantorannya dan lingkunganya yang asri dan ngangeni.
Bangunan/perkantoran dan lingkungan kerja polisi merupakan cerminan dari kebudayaan dari institusi.
Baca Juga: Gubernur Jambi Al Haris Buka Pertandingan Mini Soccer Gubernur Cup 2025
Kantor polisi/ lingkungn kerja polisi yang humanis memang ada sentuhan-sentuhan seni yang membuat orang nyaman, welcome sehingga orang yang datang ke kantor polisi merasa aman dan nyaman.