LANGITVIRAL.COM – Palang Merah Indonesia (PMI) kembali memperingati hari jadinya dengan menggelar acara Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
Ini bekerja sama dengan International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC) Asia Tenggara.
Acara yang berlangsung pada Selasa, 3 September 2024 ini, menjadi momen penting untuk merefleksikan sejarah panjang dan peran vital PMI dalam misi kemanusiaan, baik di Indonesia maupun di kancah internasional.
Sejarah Palang Merah Dunia: Misi Kemanusiaan yang Bermula dari Perang
Sejarah Palang Merah Dunia dimulai dari kisah heroik seorang pemuda Swiss bernama Henry Dunant.
Pada tahun 1859, Henry berada di Italia Utara dalam perjalanan untuk bertemu Kaisar Napoleon III dari Perancis.
Di Kota Solferino, ia menjadi saksi langsung dari pertempuran berdarah yang meninggalkan lebih dari 40.000 korban terluka tanpa perawatan medis yang memadai.
Tergerak oleh penderitaan para prajurit yang terluka, Henry Dunant mengorganisir penduduk setempat untuk memberikan bantuan darurat tanpa memandang pihak yang bertikai.
Dari pengalaman tersebut, lahirlah ide untuk membentuk sebuah organisasi kemanusiaan internasional yang tidak hanya bertindak dalam masa perang, tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan universal.
Baca Juga: Ngobrol Asik Ivan Dicksan dengan Tim Promedia Priangan Timur, Soal Pemilu di Kota Tasikmalaya
Gagasannya dituangkan dalam buku 'Kenangan dari Solferino', yang menginspirasi terbentuknya Komite Internasional untuk Bantuan bagi Tentara yang Terluka di Jenewa pada tahun 1863.
Organisasi inilah yang kini dikenal sebagai International Committee of the Red Cross (ICRC) atau Komite Internasional Palang Merah.
Setahun setelah pembentukan ICRC, pada tahun 1864, pemerintah Swiss mengadakan Konferensi Jenewa yang menghasilkan Konvensi Jenewa.
Konvensi ini menetapkan peraturan internasional untuk melindungi prajurit yang terluka dan sukarelawan medis selama perang.
