Baca Juga: Hadiri Halal Bihalal Perkasa, Ini Kata Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi
Lalu, mandi, menyikat gigi, berbekam, memakai minyak angin atau balsem untuk pengobatan.
Jemaah juga diperbolehkan memakai kacamata, jam tangan, cincin, ikat pinggang, bernaung di bawah payung, mobil, tenda, dan pohon.
Selain itu, wanita boleh membuka tangan dan kaki saat berwudu di tempat wudu perempuan, mencuci dan mengganti kain ihram, menggaruk kepala dan badan, serta memakai perhiasan.
Sebelum berihram untuk menjalani wukuf dan rangkaian puncak haji, jemaah haji disarankan melakukan beberapa sunah ihram seperti mandi.
Baca Juga: Viral Video Ular Piton Raksasa Mangsa Wanita di Sulawesi Selatan
Kemudian, memakai wangi-wangian pada tubuh, memotong kuku, merapikan jenggot, rambut ketiak, dan rambut kemaluan, memakai kain ihram berwarna putih, dan salat sunah ihram dua rakaat.
Terkait dengan skema pemberangkatan jemaah dari Arafah ke Muzdalifah, Widi menyatakan bahwa pergerakan jemaah haji Indonesia terbagi dalam dua skema: normal dan murur.
Pola normal adalah sistem Taraddudi (shuttle) yang mengantar jemaah dari Arafah menuju Muzdalifah.
Sedangkan mabit di Muzdalifah dengan cara murur dilakukan untuk jemaah risiko tinggi (risti), lansia, disabilitas, kursi roda, dan pendampingnya, dengan cara melintas di Muzdalifah tanpa turun dari bus, langsung menuju tenda di Mina.
Baca Juga: Prabowo Resmi Dukung Khofifah-Emil Dardak di Pilgub Jawa Timur
“Jemaah haji Indonesia saat di Arafah menempati 1.169 tenda yang terbagi dalam 73 maktab atau markaz. Setiap maktab akan disiapkan 10 bus yang akan membawa jemaah dari Arafah,” jelasnya.
Widi mengimbau jemaah agar berkonsentrasi penuh mempersiapkan diri menjalani rangkaian puncak haji yang membutuhkan ketahanan fisik.
“Prioritaskan waktu menghadapi puncak haji dengan berzikir, mendalami manasik haji, menjaga asupan makanan, menjaga hidrasi tubuh dengan minum cukup, serta istirahat yang cukup,” pesannya.
209 Ribu Jemaah Tiba di Tanah Suci
