internasional

Kisah Jasad Abadi Hannelore Schmatz, Pendaki Gunung Everest yang Melegenda

Senin, 15 Januari 2024 | 18:05 WIB
Hannelore Schmatz, pendaki wanita Jerman dan dunia pertama yang meninggal dunia di Gunung Everest. (istimewa)

LANGITVIRAL.COM - Hannelore Schmatz adalah seorang pendaki gunung asal Jerman yang terkenal karena peran kontroversialnya dalam ekspedisi mencapai puncak Gunung Everest pada tahun 1979.

Namun, ketenarannya tidak hanya berasal dari keberhasilan mencapai puncak tertinggi di dunia, melainkan juga dari tragedi yang menimpanya selama turun dari puncak tersebut.

Hannelore lahir pada 18 Juli 1940, dan sepanjang hidupnya, ia memiliki hasrat besar terhadap petualangan dan tantangan alam.

Kehidupannya sebagai pendaki dimulai sejak usia muda, dan ia secara perlahan membangun reputasinya sebagai seorang wanita yang tangguh dan berani di dunia pendakian.

Baca Juga: Lagi Cari-cari Mobil? Ini 5 Mobil Bekas dengan Harga di Bawah Rp100 Juta

Pada tahun 1979, Hannelore Schmatz menjadi bagian dari ekspedisi Jerman Timur yang bertujuan mencapai puncak Everest.

Ekspedisi ini dipimpin oleh Wolfgang Schaffert. Meskipun ekspedisi tersebut telah menghadapi berbagai tantangan dan hambatan, akhirnya, Hannelore bersama dengan rekan-rekannya berhasil mencapai puncak Everest pada 2 Oktober 1979.

Namun, kemenangan mereka ternyata diwarnai oleh tragedi. Saat turun dari puncak, Hannelore dan suaminya, Gerhard Schmatz, kehilangan jalur mereka dalam badai salju yang mengerikan.

Mereka berdua tersesat dan kehabisan oksigen. Sementara suaminya meninggal di tengah salju, Hannelore terus berjuang sendirian.

Baca Juga: Jaringan Pemred Promedia Audiensi dengan TKN Fanta dan Relawan Digital Prabowo-Gibran

Ironisnya, ia ditemukan hanya beberapa meter dari kamp dasar, tetapi kondisinya sangat memburuk.

Hannelore Schmatz ditemukan tewas pada 2 Oktober 1979, di hari yang sama ketika dia mencapai puncak Everest.

Kematian tragisnya mengundang berbagai perdebatan dan kontroversi di dunia pendakian gunung.

Banyak yang menyalahkan keputusan kontroversial untuk melanjutkan pendakian dalam kondisi cuaca yang buruk.

Halaman:

Tags

Terkini