nasional

Menlu Retno Marsudi: Indo-Pasifik Jangan Sampai Jadi Medan Perang

Senin, 17 Juli 2023 | 08:30 WIB
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi (kementerian luar negeri)

LANGITVIRAL.COM - “Indo-Pasifik jangan sampai menjadi medan perang. Kawasan ini harus tetap stabil,” kata Menlu RI Retno Marsudi dalam pembukaan pertemuan Menlu East Asia Summit (EAS) di Jakarta, Jumat 14 Juli 2023.

EAS beranggotakan 18 negara, yaitu anggota ASEAN dan para mitra, termasuk AS, RRT, Rusia, Jepang, India, Australia, Korea, dan Selandia Baru.

EAS merupakan wadah yang inklusif untuk membahas dinamika di kawasan dan dunia.

Menlu Retno mengatakan, masyarakat menaruh harapan besar kepada EAS sebagai satu-satunya forum yang melibatkan semua pemain kunci di kawasan Indo-Pasifik. Saat ini Indo-Pasifik berada di momen yang menentukan.

Baca Juga: Korban Bencana di Korea Selatan Bertambah, 32 Orang Meninggal

Kawasan ini akan menjadi kontributor terbesar bagi pertumbuhan ekonomi global dalam 30 tahun ke depan. Perkembangan penting di bidang teknologi, kedokteran, dan energi terbarukan terjadi setiap hari.

Kata Menlu Retno, kita belum mampu mewujudkan lingkungan yang kondusif untuk mengoptimalkan potensi di kawasan.

"Kecurigaan dan ketidakpastian masih terjadi. Sebagian bahkan menyebut Indo-Pasifik mengalami ‘perang dingin di tempat panas,’” kata Menlu Retno.

Selain sebagai net kontributor pertumbuhan ekonomi, Indo-Pasifik juga harus jadi net kontributor untuk perdamaian dan menyebarkan paradigma kolaborasi ke kawasan lain.

Baca Juga: Menpora Dito Harap UI Berkontribusi Memajukan Olahraga Indonesia

EAS harus berkontribusi mewujudkan cita-cita kolektif, yaitu kawasan yang damai, stabil, dan inklusif.

“Bayangkan EAS sebagai sebuah kereta, dan komitmen kita terhadap Traktat Persahabatan dan Kerja Sama (TAC) dan Bali Principles sebagai rel kereta. Kita harus memastikan jalan kita berpapasan, bukan saling menghalangi,” kata Menlu.

Semua pihak harus bekerja sama untuk menjembatani, menanamkan kepercayaan, dan membangun arsitektur kawasan yang inklusif.

Perbedaan yang ada tidak boleh menjadi pemisah, melainkan justru memperkaya upaya kolektif dan menjadi kekuatan.

Halaman:

Tags

Terkini