LANGITVIRAL.COM - Anggota Komisi VIII DPR RI Achmad mengatakan, jamaah asal Rokan Hulu, Riau tidak mendapat informasi terkait penghentian sementara layanan katering pada 7, 14, dan 15 Zulhijah 1444 H.
Menurut Achmad karena belum mendapat informasi, lalu jamaah kewalahan mencari makanan.
Pernyataan Achmad ini dibantah oleh sejumlah jamaah asal Provinsi Riau sendiri, termasuk dari Rokan Hulu.
Hal ini disampaikan Irwan Taufiq, jamaah yang tergabung dalam kelompok terbang (Kloter) 12 Embarkasi Batam (BTH) asal Rohan Hulu.
Baca Juga: Lezatnya Perkedel Kentang, Ini Resep Sederhana yang Menggugah Selera
Dia mengatakan bahwa sosialisasi penghentian sementara layanan katering selama tiga hari pada 7, 14, dan 15 Zulhijah ini sudah disosialisasikan sejak lama.
Menurutnya, mereka sudah tahu dari jauh-jauh hari tentang informasi soal distribusi katering tersebut.
“Mengenai kesulitan distribusi katering pada 7 Zulhijah karena efek dari macet. Kami dari rombongan 2 (BTH 12) langsung meeting mencari solusi dan lainnya,” terang Irwan Taufiq di Makkah, jelang keberangkatannya ke Arafah, Senin 26 Juni 2023.
Lalu katanya, mereka pun mencari solusinya dari beberapa katering rumah. Dan upaya ini telah berhasil.
Baca Juga: 5 Tips Meningkatkan Kedisiplinan dan Menjadi Pribadi yang Rajin
“Alhamdulillah dapat dan problemnya ternyata tetap sama, macet. Misal, makan siang jam 2 pas baru sampai. Jadi kemacetan itu memang harus dimaklumi," kata dia.
"Untuk makan malam mereka berangkat habis magrib. Mereka kasih tahu setelah magrib baru jalan. Jadi sampai sini jam 11. Kami memaklumi. Untuk BTH 12 sudah jelas dan tidak ada masalah. Ini bisa dimaklumi,” tegasnya.
Hal senada disampaikan Abu Hasyim asal Bengkalis yang tergabung dalam BTH 10. Menurutnya, informasi penghentian sementara layanan katering sudah diinformasikan oleh Ketua Kloter dan pembimbingn ibadah sejak awal.
“Sosialisasi itu ada dan sangat jelas sudah disampaikan. Kita sudah mendengarnya dan kita sudah siap bahwa PPIH tidak menanggung selama 3 hari, sehari sebelum arafah dan dua hari setelah armina. Karena transportasi yang sangat sulit untuk mendistribusikan,” tuturnya, dikutip dari laman resmi Kementerian Agama.