LANGITVIRAL.COM - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan bahwa defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tetap terjaga dalam sasaran meskipun terjadi penurunan surplus.
Per 31 Maret 2024, APBN masih mencatatkan surplus senilai Rp8,1 triliun, meskipun jumlah ini menurun dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Isa Rachmatarwata, menjelaskan bahwa penurunan tersebut terutama disebabkan oleh belanja pemerintah pusat yang meningkat secara signifikan.
Belanja pemerintah pusat pada triwulan I tahun ini naik 23,1 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, terutama karena pengeluaran musiman seperti pemilu dan pembayaran tunjangan hari raya aparatur sipil negara.
Total realisasi belanja negara hingga akhir Maret 2024 mencapai Rp611,9 triliun, tumbuh 18 persen secara tahunan.
Baca Juga: Indonesia dan Investasi Industri: 13 Kerja Sama Senilai Rp5 Triliun di Hannover Messe
Meskipun demikian, Kemenkeu memperkirakan akan terjadi normalisasi belanja ke depan, mengingat beberapa pengeluaran awal tahun tidak akan berlanjut pada triwulan-triwulan berikutnya.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menegaskan bahwa APBN 2024 sudah dirancang dengan defisit sebesar 2,29 persen terhadap produk domestik bruto (PDB), dan Kemenkeu akan terus memantau agar defisit tetap terkendali.
Meski surplus APBN mengalami penurunan, Kementerian Keuangan tetap memastikan bahwa defisit tetap terkendali dan akan terus dipantau ke depan.