“Liputan penjarahan dimuat dan diviralkan secara sensasional. Hilang hukum, hilang akal sehat, hilang peradaban,” tegas Sri Mulyani.
Wanita berusia 63 tahun itu lantas mengingatkan, ada yang lebih menyedihkan dari kehilangan benda pribadi, yakni korban jiwa.
“Minggu kelabu akhir Agustus itu, ada korban yang jauh lebih berharga dibanding sekadar lukisan saya, yaitu korban jiwa manusia yang melayang dan tak tergantikan,” tutur Sri Mulyani.
“Yang ada hanya hilangnya akal sehat, rusaknya harapan, dan runtuhnya fondasi berbangsa dan bernegara kita,” imbuhnya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu kemudian menyampaikan pesan yang menyejukkan agar masyarakat Indonesia turut saling menjaga lingkungan sekitarnya.
“Indonesia adalah rumah kita bersama. Jangan biarkan dan jangan menyerah pada kekuatan yang merusak itu,” pinta Sri Mulyani.
“Mari jaga dan terus perbaiki Indonesia bersama, tanpa lelah, tanpa amarah, tanpa keluh kesah, serta tanpa putus asa,” tukasnya.***