Pada 20 Februari 2021, hujan lebat yang menyebabkan banjir besar di Jakarta dan Bekasi disebut terjadi akibat mekanisme cold pool.
LAPAN menjelaskan bahwa saat itu, proses percepatan induksi awan menghasilkan awan skala meso yang meliputi wilayah Jawa bagian barat.
LAPAN juga menyoroti bahwa operasi TMC yang dilakukan di Lampung dan Selat Sunda pada sore hari sebelumnya tidak efektif dalam mencegah hujan yang disebabkan oleh cold pool.
Baca Juga: Kapolresta Jambi Silaturahmi Dengan Kelompok Tani Tunas Jaya Sampaikan Pesan Kamtibmas
Bahkan, LAPAN menegaskan bahwa intervensi ini bisa berbahaya.
"Tidak bisa dan bahkan berbahaya," demikian pernyataan resmi LAPAN pada Maret 2021.
Tiga Alasan Operasi TMC Berbahaya
LAPAN membeberkan tiga alasan utama mengapa operasi TMC dapat berdampak negatif saat terjadi cold pool:
Proses atmosfer yang acak dan menganut hukum chaos
Gangguan kecil di atmosfer pada satu lokasi bisa berdampak besar di lokasi lain karena atmosfer saling terhubung dalam skala regional hingga global.
Percepatan hujan dari awan konvektif dapat memicu cold pool
Gerakan acak cold pool ke segala arah bisa memperluas aktivitas konvektif, menghasilkan hujan dalam skala lebih besar.
Risiko pembentukan rainband dan garis badai (squall line)
Jika TMC dilakukan saat angin mengalami penguatan atau konvergensi, hal ini dapat mempercepat terbentuknya pita hujan (rainband) atau bahkan memicu garis badai (squall line), yang dampaknya bisa menjangkau ratusan kilometer dari lokasi operasi TMC.