6. Tidak Menjaga Batasan
Orang tua yang tidak menetapkan batasan yang jelas atau terlalu keras dalam menetapkan aturan dapat menyebabkan kebingunguan dan frustrasi pada anak. Anak membutuhkan pedoman untuk memahami apa yang dapat dan tidak dapat diterima, serta konsekuensi dari perilaku mereka.
Cara Menghindari: Tetapkan aturan yang jelas dan konsisten. Jelaskan alasan di balik aturan tersebut dan berikan konsekuensi yang adil jika aturan dilanggar. Bantu anak memahami pentingnya tanggung jawab.
7. Mengabaikan Perasaan Anak
Menyingkirkan atau meremehkan perasaan anak dapat membuat mereka merasa tidak didengar dan tidak dimengerti. Hal ini bisa menghambat kemampuan anak untuk mengungkapkan perasaan mereka secara sehat.
Cara Menghindari: Dengarkan dengan penuh perhatian ketika anak berbicara. Validasi perasaan mereka meskipun mungkin Anda tidak setuju dengan cara mereka merasa. Ini akan membantu anak mengembangkan kecerdasan emosional yang baik.
Baca Juga: Squid Game 3 Jadi Final Series, Sutradara Ungkap Terbuka dengan Ide Spin-off
8. Tidak Memberikan Contoh yang Baik
Orang tua yang tidak memberi contoh yang baik dalam perilaku, seperti tidak menghargai orang lain, tidak bisa mengelola emosi dengan baik, atau terlibat dalam perilaku negatif lainnya, berisiko mengajarkan hal yang salah kepada anak.
Cara Menghindari: Jadilah teladan yang baik bagi anak. Jika Anda menginginkan anak memiliki sifat tertentu, tunjukkan itu melalui tindakan Anda. Anak akan lebih mudah meniru perilaku yang mereka lihat daripada hanya mendengarkan kata-kata orang tua.
Pola asuh yang sehat dan mendukung sangat penting untuk perkembangan anak. Meskipun orang tua mungkin tidak sempurna, penting untuk menyadari pola asuh yang bisa merugikan anak dan berusaha menghindarinya. Dengan memberikan kasih sayang, perhatian, dan batasan yang jelas, anak dapat tumbuh dengan rasa percaya diri dan mental yang sehat, siap menghadapi tantangan kehidupan.
Artikel Terkait
Tips Menghadapi Teman Kantor yang Toxic, Menjaga Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja
Bahaya Menjadi Toxic Positivity: Kenali Dampaknya bagi Kesehatan Mental