Baca Juga: Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati, Keluarga Brigadir Yosua Kecewa Berat
Puan juga mengajak AIPA untuk memelihara solidaritas ASEAN, mengingat berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing negara.
Dalam pandangannya, kebersamaan ASEAN akan memberikan dukungan dan kekuatan yang saling melengkapi, menjadikan kawasan ini semakin kuat dan kokoh.
Sebagai bagian dari kesinambungan kepemimpinan AIPA, Puan telah menyerahkan tongkat estafet keketuannya kepada Laos, yang akan memegang Presidensi AIPA tahun depan.
Sidang Umum AIPA ke-45 akan diadakan di Laos pada bulan Oktober 2024.
Baca Juga: Jangan Larut, Ini 8 Strategi Efektif dalam Mengelola Stres
Puan mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Dewan Nasional Laos, Xaysomphone Phomvihane, di Gedung DPR pada tanggal 9 Agustus.
Dalam pertemuan tersebut, Puan berharap bahwa tema AIPA tahun ini dapat terus diperbincangkan pada AIPA 2024.
Hal ini mengingat bahwa tantangan yang dihadapi saat ini membutuhkan waktu lebih dari satu tahun untuk dapat diselesaikan.
Beberapa isu yang diharapkan tetap menjadi fokus pembahasan pada AIPA 2024 antara lain adalah sentralitas ASEAN dalam menjaga stabilitas Asia Tenggara.
Baca Juga: Kemenag Gelar Seleksi Terbuka Calon Dirjen Bimas Katolik, Ini Ketentuannya
Kemudian, penanganan krisis di Myanmar, perdamaian di Laut China Selatan dengan mengedepankan prinsip UNCLOS 1982, serta pengelolaan rivalitas kekuatan besar di kawasan.
Isu sengketa Laut China Selatan juga ditekankan oleh Wakil Ketua DPR RI, Lodewijk F. Paulus, yang memimpin Delegasi Indonesia dalam Sidang Umum AIPA ke-44.
Ia menggarisbawahi pentingnya negara-negara ASEAN bersama-sama mengatasi tantangan global seperti kemiskinan, ketidaksetaraan, dan bencana iklim.
Lodewijk juga mencatat tantangan spesifik yang dihadapi ASEAN, termasuk situasi di Myanmar dan sengketa di Laut China Selatan.
