Ula menilai, acara tersebut lebih tepat disebut sebagai 'hiburan rakyat', bukan pesta yang bersifat terbuka bagi seluruh masyarakat.
"Hiburan dan pesta itu secara konotasi berbeda. Hiburan itu untuk menghibur masyarakat, sementara pesta kesannya berbeda," jelas putra sulung Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi itu.
Ula mengaku mengetahui terjadinya insiden kericuhan di Pendopo Garut itu dari medsos. Kemudian, dirinya langsung menuju lokasi untuk memastikan kondisi dan mengambil keputusan menutup acara demi keselamatan warga.
"Saya langsung ke lokasi setelah tahu dari media sosial. Begitu melihat kondisi, saya putuskan acara dihentikan saat itu juga," tukasnya.***