Ia juga menjelaskan tentang anggaran Rp1,4 triliun yang dibagi menjadi dua untuk belanja pegawai dan operasional.
“Pagu setelah pemotongan kami bagi menjadi dua yaitu untuk belanja pegawai sebesar kurang lebih Rp847 miliar dan anggaran yang tersisa untuk operasional Rp556 miliar,” jelas Dwikorita.
Pembagian anggaran program operasional masyarakat dari BMKG
Sebelum efisiensi, anggaran program MKG atau Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mendapatkan kucuran dana Rp1,5 triliun.
Setelah efisiensi merosot tajam menjadi Rp372 miliar yang dibagi menjadi 13 layanan operasional, yaitu:
Pengelolaan database BMKG Rp165 miliar
Pengelolaan gempa bumi dan tsunami Rp41 miliar
Pengelolaan layanan informasi iklim terapan BMKG Rp70 miliar
Pengelolaan instrumentasi kalibrasi dan rekayasa BMKG Rp5 miliar
Pengelolaan jaringan komunikasi BMKG Rp120 miliar
Pengelolaan meteorologi penerbangan BMKG Rp1 miliar
Pengelolaan meteorologi publik BMKG Rp1 miliar
Pengelolaan informasi perubahan iklim BMKG Rp15,2 miliar
Pengelolaan seismologi teknik geofisika potensial dan tanda waktu BMKG Rp8,4 miliar
Pengelolaan meteorologi maritim BMKG Rp1 miliar
Pengelolaan tata kelola modifikasi cuaca BMKG Rp3 miliar
Pengelolaan operasional modifikasi cuaca BMKG Rp5 miliar
Pengembangan pengelolaan UPT Rp5,6 miliar
Dwikorita menjelaskan ada anggaran besar untuk jaringan komunikasi karena untuk menjamin operasional BMKG 24 jam selama 7 hari.
“Terutama untuk menjamin keberlanjutan operasional BMKG selama 24 jam nonstop selama hari dalam 1 minggu atau 365 hari dalam 1 tahun,” ujarnya.
“Jadi angka tersebut adalah untuk menjamin keberlanjutan operasional BMKG, jadi kami terus 24 jam,” tambahnya.
Gaji pegawai jadi anggaran terbesar dalam program dukungan manajemen
Dalam rapat tersebut juga ditunjukkan gaji pegawai sebagai bagian yang mendapatkan alokasi dana dari total Rp1,03 triliun yaitu Rp949 miliar
Selanjutnya pengelolaan untuk melakukan perawatan dan menjaga jaringan atau perangkat yang membantu keberlanjutan pelayanan BMKG selama 24 jam.
***