nasional

Tak Realisasikan Impor, Kemendag Tegur Tiga Pengusaha Gula

Senin, 27 Mei 2024 | 18:29 WIB
Tiga pengusaha gula dapat teguran dari Kemendag. (istimewa)

JAKARTA, LANGITVIRAL.COM - Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah mengambil langkah tegas dengan mengeluarkan surat teguran.

Teguran ini ditujukan Kemendag kepada tiga importir pemilik persetujuan impor gula kristal mentah (GKM) yang belum merealisasikan impornya sama sekali.

Hal ini disampaikan Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Bahan Penting Kemendag, Bambang Wisnubroto.

Dia menyatakan bahwa surat teguran tersebut dikeluarkan sebagai bagian dari upaya Pemerintah untuk mempercepat realisasi impor gula demi mencukupi kebutuhan nasional.

Baca Juga: Alhamdulillah, Jumlah Jemaah Haji yang Sakit di Madinah Menurun

Menurut Bambang, surat teguran diberikan kepada PT Sukses Mantap Sejahtera, PT Gunung Madu Plantations, dan PT Pemukasakti Manis Indah.

Langkah ini sejalan dengan komitmen Kemendag untuk memastikan ketersediaan gula di pasaran.

Selain memberikan teguran, Kemendag juga aktif berkoordinasi dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas).

Ini untuk mendorong para importir yang telah memiliki Persetujuan Impor Gula Konsumsi agar segera merealisasikan impor, mengolah impor gula kristal mentah, dan mendistribusikannya kepada masyarakat.

Baca Juga: Menuju Sepak Bola Dunia, Jangan Lewatkan Turnamen BALI7s Usia Muda dengan Dukungan Bank Mandiri

Berdasarkan data, kebutuhan gula konsumsi mencapai 244.448 ton per bulan, sementara alokasi kebutuhan impor telah ditetapkan sebesar 708.609 ton setara gula kristal putih (GKP) berdasarkan hasil rapat Neraca Komoditas 2024.

Meskipun Kemendag telah menerbitkan 11 persetujuan impor (PI) gula konsumsi sebesar 529.550 ton GKP, realisasi impor baru mencapai 380.240 ton GKP atau 71,80 persen dari total PI yang telah diterbitkan.

Bambang mengungkapkan bahwa meskipun terdapat beberapa keterlambatan dalam realisasi impor, kebutuhan gula nasional diperkirakan akan tercukupi hingga Juli 2024.

"Diperkirakan impor gula konsumsi akan mencukupi kebutuhan dalam negeri sampai Juni-Juli 2024, karena saat ini sudah memasuki musim giling dan harga di pasaran akan berlarut terkoreksi turun," jelas Bambang.

Halaman:

Tags

Terkini