Orang mungkin merasa bahwa kejujuran akan menimbulkan konfrontasi atau ketegangan yang tidak diinginkan, sehingga mereka memilih untuk mengatakan apa yang diinginkan orang lain untuk didengar.
4. Keuntungan Pribadi
Ada juga orang yang berbohong untuk keuntungan pribadi, baik itu dalam bentuk materi, kekuasaan, atau pengakuan.
Mereka mungkin merasa bahwa berbohong adalah cara yang cepat atau mudah untuk mencapai tujuan mereka, tanpa memperhitungkan dampak negatifnya terhadap orang lain.
Baca Juga: Mahkamah Konstitusi Gelar Sidang Gugatan Perpanjangan Masa Jabatan KPI
5. Kebiasaan dan Lingkungan
Beberapa orang mungkin terbiasa berbohong karena lingkungan di sekitar mereka mendorong atau memperbolehkannya.
Misalnya, jika keluarga atau teman-teman dekat sering berbohong atau mempermainkan kejujuran, seseorang mungkin cenderung mengikuti contoh tersebut.
6. Kurangnya Empati
Kurangnya kemampuan untuk merasakan atau memahami perasaan orang lain juga dapat menjadi pemicu perilaku berbohong.
Orang yang kurang empati mungkin tidak memperhatikan atau peduli dengan dampak kebohongan terhadap perasaan atau kesejahteraan orang lain.
Baca Juga: Program Jumat Berbagi Polda Jambi, Menebar Kebaikan dan Kepedulian di Tengah Masyarakat
*7. Tekanan atau Kesulitan
Beberapa orang mungkin merasa terjebak dalam situasi di mana mereka merasa terpaksa untuk berbohong sebagai cara untuk mengatasi tekanan atau kesulitan yang mereka hadapi.
Mereka mungkin merasa bahwa tidak ada pilihan lain selain berbohong untuk menyelesaikan masalah atau menghindari konsekuensi yang lebih buruk.