"Bersama-sama, keduanya (Elon Musk dan Viviek Ramaswamy) akan membuka jalan bagi pemerintahan saya untuk memangkas regulasi berlebihan, mengurangi pengeluaran yang tidak perlu," ungkap Donald Trump, 12 November 2024 lalu.
Baca Juga: Jalan-jalan di Negeri Sakura? Nikmati Paket Internet RoaMAX Jepang dari Telkomsel
Dalam kesempatan yang sama, Elon Musk juga turut mengutarakan tanggapannya terkait jabatan baru itu.
"Ini akan mengguncang sistem, dan siapa pun yang terlibat dalam pemborosan anggaran pemerintah-yang jumlahnya cukup banyak!" seru Elon Musk.
"Orang-orang tidak tahu seberapa besar dampaknya," tandasnya.
Selain berpolitik di AS, Elon Musk juga pernah meminta warga luar negeri sekaligus menunjukkan keterlibatannya di dunia politik Eropa.
Minta Warga Jerman Pilih Partai yang Dicurigai Neo Nazi
Dalam kesempatan berbeda, Elon Musk pernah mengadakan live streaming bersama Alce Weidel selaku pemimpin partai Alternative for Germany (AfD) yang dicurigai sebagai Neo Nazi.
CEO SpaceX itu meminta warga Jerman untuk memilih AfD seraya mencemaskan kondisi yang 'buruk' di Jerman.
"Hanya AfD dapat menyelamatkan Jerman, titik, dan orang-orang benar-benar perlu mendukung AfD, dan jika tidak, keadaan akan jadi sangat, sangat jauh lebih buruk di Jerman," kata Musk selama siaran langsung audio bersama Alice Weidel di laman X, pada Jumat, 10 Januari 2025.
Di sisi lain, Elon Musk membandingkan iklim politik di Jerman dan AS dengan menyebut orang-orang tidak sedang dan menuntut perubahan ketika Trump terpilih sebagai Presiden AS.
Pernyataan itu disampaikan Elon Musk dalam suasana politik di Jerman yang akan mengadakan Pemilu pada 23 Februari 2025 mendatang.
"Jika Anda tidak senang dengan situasi ini, Anda harus memilih perubahan, dan itulah sebabnya saya sangat menyarankan agar orang-orang memilih AfD," tegasnya.