Farshid Vahedifard, seorang profesor dari Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan di Universitas Tufts menyatakan jika bencana yang mungkin terjadi selanjutnya adalah aliran puing-puing dan tanah longsor.
“Vegetasi, khususnya akar tanaman, membantu menahan tanah unutk tetap berada di tempatnya,” kata Vahedifar.
Namun setelah terjadi kebakaran, tanah di atasnya akan menjadi lebih gembur dan bisa bergerak lebih bebas.
Permasalahan abu yang menumpuk juga membuat air susah masuk ke dalam tanah, sehingga volume air di atasnya juga akan menjadi tinggi.
Seiring berjalannya waktu, air akan membentuk jalurnya sendiri dan membentuk aliran untuk menjadi jalan bagi sisa-sisa kebakaran hingga puing-puing bangunan meluncur ke bawah.
Baca Juga: Hujan Deras, Jalan di Desa Dusun Mudo Longsor, Pj Bupati Muaro Jambi Raden Najmi Turun Ke Lokasi
Vahedifard juga menambahkan kondisi geologi California Selatan yang memiliki lereng dalam yang terdiri dari sedimen lepas akan membuatnya lebih berisiko menghadapi tanah longsor ini.
“Kondisi ini membuat kawasan tersebut rentan terhadap tanah longsor dan aliran puing, terutama jika ada pemicu eksternal seperti kebakaran hutan,” ujarnya.
Kejadian tanah longsor hingga membuat rumah terbelah di Palisades jarang terjadi
Tanah longsor setelah terjadinya kebakaran, biasanya melewati proses selama beberapa tahun.
Baca Juga: Bukan Lagi Rumor, Sherina Munaf Resmi Gugat Cerai Baskara Mahendra Setelah 4 Tahun Pernikahan
Kejadian yang dialami Edwards disebut relatif jarang terjadi karena kondisi api yang bahkan masih berkobar dan belum bisa dipadamkan sepenuhnya.
Vahedifard menjelaskan bahwa tanah longsor setelah kebakaran juga dipicu dengan adanya air, termasuk jika terjadi hujan di area tersebut.
Mengingat California Selatan curah hujannya sedikit sejak Mei tahun lalu, air pemicu tanah longsor kali ini berasal dari proses pemadaman dari petugas pemadam kebakaran.