LANGITVIRAL.COM, JAMBI - Sejak Pemerintah Kota Jambi menerapkan aturan terkait pelarangan mobil batu bara masuk Kota Jambi, pihak RT dan kelurahan diminta untuk patroli.

Camat Jelutung, Rini Yuliani mengatakan bahwa patroli pemantauan truk batu bara yang dilakukan oleh pihak kelurahan dan RT tersebut, menjadi tugas tambahan baru.

Sebab diketahui, selama ini memang RT dan kelurahan melakukan patroli.

Namun, patroli tersebut untuk pemantauan kenakalan remaja, yaitu berandalan bermotor.

BACA JUGA: Kapan Penerimaan CPNS 2023, Ini Jurusan Paling Banyak Formasinya

"Untuk kondisi saat ini, tugasnya ditambah," katanya.

Sementara itu, patroli yang dilakukan ini, menurut Rini, RT diminta mengkoordinir atau memilih warga untuk bisa jaga dan melaporkan ke 112, jika ditemui ada melintas mobil-mobil seperti (truk batu bara) itu.

"Jadi, patroli yang dimaksudkan ini lebih ke penguatan Siskamling di tingkat masyarakat. Sehingga bisa 24 jam," ujar Rini.

Sementara, berandalan bermotor memang masih meresahkan warga Kota Jambi. Forum RT pun tak berhenti koordinasi dan mengingatkan untuk razia malam.

BACA JUGA: Inflasi Jambi di Atas Inflasi Nasional, Ini Penjelasan Sekda Provinsi Jambi

Tentunya ini tak lain, untuk antisipasi berandalan bermotor beraksi di Kota Jambi.

Karena, belum lama ini berandalan bermotor beraksi di Kota Jambi. Sebelumnya mereka kembali beraksi di Kelurahan Bagan Pete, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi.

Bahkan aksi berandalan bermotor itu, hingga menyebabkan korban putus tangan.

Ini seperti yang disampaikan Ketua Forum RT Kota Jambi, Yono.

BACA JUGA: Selama Natal dan Tahun Baru, Angkutan Batu Bara di Jambi Berhenti Beroperasi

Dirinya mengatakan, dengan aksi berandalan bermotor di Bagan Pete itu, membuat pihaknya terus koordinasi.

"Kejadian di Bagan Pete kemarin yang putus tangan ya. RT terus koordinasi," katanya.

Tak lupa, ia juga koordinasi dan mengingatkan para RT untuk aktif jaga malam dan razia malam.

"Sampai saat ini, jaga malam aktif dan kembali razia malam," ujar Yono.*